Rangkuman Bab 1 Sastra Jawa
Pertengahan dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian
Sastra
Jawa Pertengahan adalah karya sastra yang muncul pada zaman Majapahit hingga
masuknya pengaruh Islam dalam sastra Jawa. Menurut Poerbatjaraka(1957), istilah
bahasa dan sastra Jawa pertengahan untuk bahasa dan karya sastra mempunyai
sifat dan ciri yang berbeda dengan bahasa dan sastra yang muncul sebelumnya dan
sesudahnya, yaitu Jawa kuna dan Jawa baru.
Robson
menolak batasan yang dikemukakan oleh Poerbatjaraka. Beliau berpendapat bahwa
satra jawa pertengahan bukan karya satra pada masa kerajaan Jawa kuna di Jawa
Tengah, dan istilah pertengahan tidak ada kaitannya dengan sistem puisi Jawa
dan Bali.
2. Ruang
lingkup
Poerbatjaraka
berpendapat bahwa karya Sastra Jawa Pertengahan sebagian besar ditulis di Bali.
Oleh sebab itu, pada awal penelitianya beliau ragu untuk memasukkan kedalam
satra Jawa, karena karya sastranya ditulis di Bali, tetapi menggunakan bahasa
Jawa, dan berbeda dengan Jawa kuna. Dengan
demikian, beliau cenderung untuk menggolongkan kedalam Sastra Jawa Pertengahan.
3. Timbulnya
Sastra Jawa Pertengahan
Sejak
munculnya karya sastra yang bersifat pribumi pada zaman Singasari-Majapahit
dijadikan alternatif muncul dan berkembang bahasa dan sastra jawa pertengahan.
Tetapi untuk menunjuk waktu yang tepat berdasarkan angka dan tahun para
peneliti mendapat kesulitan karena tidak ada data objektif yang dapat
digunakan. Hal ini juga didasarkan pada asumsi bahwa bahasa dan sastra berjalan
secara alami, antara periode yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Sejak
zaman Singasari, bahasa jawa pertengahan menjadi bahasa percakapan, bahasa
sastra dan bahasa resmi.
4. Sastra
Jawa Pertengahan dalam sejarah sastra dan kebudayaan
Zaman
majapahit karya sastra bernafaskan Islam telah bermunculan terutama di daerah
pantai utara pulau Jawa. Menanggapi masalah tersebut Zoetmulder(1983)
mengatakan, bahwa satra jawa pertengahan bukan merupakan lanjutan dari sastra Jawa
kuna.
Worsley
(1970) bertolak dari penelitian yang menitikberatkan pada karya satra yang ada
hubungannya dengan sejarah tetapi tidak bisa dipisahkan sebagai sastra secara
totalitas dan dianggap sebagai sastra yang integral. Pendapat diatas mungkin
penelitian dapat dikembangkan pada karya-karya sezaman dan sejenis secara
teoritis diharapkan dapat disusun sejarah sastra yang lengkap dengan
menggunakan sumber yang berasal dari Jawa dan Bali.
Sastra
Jawa Pertengahan dalam sejarah kebudayaan, para ahli berpendapat bahwa sastra
merupakan bagian dari kebudayaan. Oleh sebab itu, dalam karya sastra juga
merekam situasi budaya masyarakat, dengan demikian Sastra Jawa Pertengahan
tidak terlepas dari aspek budaya masyarakat pada zaman karya itu ditulis sesuai
dengan pendapat bahwa pengarang merupakan wakil masyarakat.
Sejarah
sastra Jawa karya-karya Sastra Jawa Pertengahan yang dikemukakan oleh
Poerbatjaraka (1957) dan Worsley (1970,1971) bahwa sastra sejarah sebagian
besar merupakan kidung sejarah. Dalam kidung yang telah diteliti, terdapat
berbagai macam budaya, antara lain:
1. Kebudayaan
material
2. Kesenian
3. Upacara
4. Kebudayaan
masyarakat pedesaan
5. Kebudayaan
masyarakat keraton
Melengkapi pembahasan tentang Sastra Jawa Pertengahan dan sejarah kebudayaan
Yiang Yia Seng (1970) mengatakan bahwa sejak abad XV di Jawa Timur sudah banyak
pemeluk Islam. Oleh sebab itu di Jawa Timur terdapat tiga golongan yaitu:
golongan pemeluk Islam, golongan penduduk asli, dan golongan Thiong Hoa. Dengan
demikian kebudayaan yang tertuang dalam kidung masih didomonasi kebudayaan
Majapahit yang merupakan akulturasi antara budaya Jawa asli dengan kebudayaan
India yang telah diadaptasikan dalam kebudayaan pribumi.
Sumber:
Suwarni.
2013. Sastra Jawa Pertengahan.
Surabaya: Perwira Media Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar