PANEMBAHAN LOSARI
Berdasarkan serat keraton Kasepuhan Cirebon Jawa
Barat, Panembahan Losari, atau Pangeran Angkawijaya-yang makamnya berada
di pemakaman Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, adalah merupakan cucu
Sunan Gunung Jati. Panembahan Losari adalah anak dari perkawinan
pasangan Ratu Wanawati ( Cirebon ) dengan anak keturunan Raja Demak,
Pangeran Dipati Carbon.
Panembahan Losari, diyakini selain sebagai ahli agama, juga mempunyai
keahlian lain di bidang seni. Konon motif batik corak Mega Mendung,
corak Gringsing adalah hasil dari buah kreasinya. Hasil kreasi lainnya
menciptakan Kereta Kencana yang kini tersimpan di Kasultanan Kasepuhan
Cirebon. Selain itu dia diyakini juga merupkan pencipta Kesenian
fenomenal asal Losari yakni Tari Topeng yang biasa dipentaskan oleh
(Alm) Nyai Sawitri Maestro Tari Topeng Losari Cirebon.
” Pangeran Angkawijaya merupakan keturunan kasunan Cirebon, yang
menyingkir ke Desa Losari dengan tujuan mengembangkan bakat-nya dibidang
kreasi kesenian,” ujar Umarno, Ketua sekertariat Makam Panembahan
Losari memberikan prolog saat membuka acara GOTRASAWALA 2014 (
Munsyawarah Keluarga), Kamis (23/1).
Menurut Umarno, acara GOTRASAWALA 2014 yang diadakan di tempat
alun-alun (Dalem Pesarehan / Makam Angkawjiya) menampilkan berbagai
bentuk kegiatan, seperti seminar sejarah dengan tema “ Kiprah Panembahan
Losari (Angkawijaya) Dalam Mendirikan Caruban Nagari”.
Pameran Kereta Kencana Singa Barong hasil kreasi Pangeran
Angkawijaya, yang sengaja didatangkan dari Kasultanan Cirebon, Kreasi
Kuda lumping, pameran barang pusaka seperti keris peninggalan Panembahan
Losari, serta pertunjukan Tari Topeng yang dipentaskan oleh cucu
Maestro Tari Topeng Losari Sawitri, bernama Nani.
Sebagai pelaku pementasan tari Topeng, Nani seusai melaksanakan
pertunjukannya kepada pada hadirin menuturkan, meski dia sudah ratusan
kali mementaskan Tari topengnya, namun baru kali ini, setelah melakukan
pementasan di dalem Makam Angkawijaya terasa ada suasana magis yang
menyertainya.
” Saya juga tidak tahu, kenapa sepertinya ada energi lain yang
menyertai saat mementaskan Tari Topengnya,” ujar Nani usai membawakan
gerak Tari Topengnya.
Nani meyakini hal ini, karena dirinya mementaskannya dekat dengan
tempat Panembahan Losari sebagai pencipta Topeng yang sebagian dimiliki
beserta gerak tarinya.
Seperti diceritakan dalam Babad Tanah Losari – Yang diambil dari
Kisah Babad Tanah Cirebon ( Kitab Purwaka Caruban ) menyebutkan,
Pangeran Angkawijaya menepi dari kehidupan Keraton karena tidak ingin
terkungkung dengan sistem kehidupan Kerajaan yang serba gemerlap. Selain
itu juga penyingkiran dari istana kasultanan karena adanya konflik
Internal soal perjodohan antara dirinya dengan kakaknya yakni Panembahan
Ratu.
Saat itu Panembahan Ratu yang termasuk kakak Angkawijaya hendak
menikahi Putri dari Raja Pajang yakni Nyai Mas Gamblok. Secara harafiah
putri Gamblok lebih naksir sama Panembahan Losari (Angkawijaya), namun
karena urutan usia, Panembahan Ratu yang lebih tua menyatakan berhak
mengawini Nyai Mas gamblok.
Dari pada hal yang tidak dinginkan terjadi, pangeran Panembahan
Losari ( Angkawijaya) lalu pergi ke arah Timur dari tanah Cirebon hingga
menetap di daerah pedukuhan pinggir sungai Cisanggarung yang akhirnya
dinamakan Losari.
” Pangeran Angkawijaya ke daerah Losari dan menjadi seorang Asksetis (
bertapa dalam sunyi ) meninggalakan gemerlapnya dunia Keraton Cirebon,
ke daerah Losari hingga meninggalnya,” ujar Sejarahwan Brebes Widjnarto
SPd, yang juga Kasi Kebudayaan di Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes.
Kepergian Angkawijaya dari Keraton Cirebon karena di picu konflik
Internal Keraton yang juga menimpa Keraton-keraton lain di Jawa. Jadi
hal ini wajar. Namun oleh, Panembahan Losari ( Angkawijaya ) dirinya
lebih mengalah untuk pergi mencari jatidiri menjauhi kehidupan Keraton,
tambah Widjanarto.
Pangeran Angkawijaya tercatat meninggal pada tahun 1580 dan dimakamkan di desa Losari Lor, Kecamatan Losari Kabupaten Brebes.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara GOTRASAWALA Umarno
mengungkapkan, acara ini merupakan acara Khaul rutin bersamaan dengan
perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berikut Sedekah Bumi. Namun pada tahun
1980-an kegiatan rutin tersebut dihadiri oleh pihak Kasultanan Cirebon
yang di wakili Pangeran Sulendaningrat, dan oleh beliau setiap acara
Khaul panitia diberi mandat untuk membacakan silsilah Panembahan Losari.
Untuk puncak acara GOTRASAWALA, 2014 rencananya besok Sabtu (25/1)
akan juga diadakan kirab budaya yang akan dihadiri Bupati Brebes Idza
Priyanti SE. Kirab akan mengarak Kereta Kencana yang sengaja di
datangkan dari Keraton Kasepuhan Cirebon, berupa Kereta Singa Barong,
buah karya cipta Panembahan Losari atau dikenal juga Pangeran
Angkawijaya.
Rute kirab yakni dari tempat Pesarehan atau Makam Angkawijaya desa
Losari Lor, ke arah selatan jalan Pantura dan berbelok ke Utara desa
Kecipir dan pulang kembali ke Dalem Pesarehan Makam Panembahan Losari.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar